Seorang Rival Juga Dibutuhkan

Tak semua kehidupan seseorang berjalan dengan mulus. Kita memang bisa merencanakan akan suatu hal, namun hal itu tak lepas dari takdir tuhan yang kadang membuat kita seakan – akan menjadi seseorang yang gagal. Berhari – hari kita telah berusaha, siang malam kita berdo’a. Namun apa daya kita hanya manusia yang tak luput dari dosa. Dari sebuah kegagalan, kita bisa memilih dua pilihan yang akan merubah sebuah nasib kita. Menyerah dan menerima kegagalan itu atau melawan sebuah kegagalan dan pantang menyerah. Lalu apa yang membuat seseorang masih tidak menyerah dalam kegagalan? Maka jawabannya Rival Itu Penting.

Kata – kata yang akan diingat adalah “Teman itu penting, namun seorang rival jauh lebih penting”. Bisa dibayangkan, bila seorang sedang mengalami kesusahan, teman salah satu yang bisa menjadi bantuan. Bila seorang sedih, teman bisa menjadi tempat curhatan. Bila seorang marah, teman bisa membantu meredahkan. 

Namun bagaimana halnya dengan rival? Bisa kalian bayangkan apabila seseorang yang tak memiliki rival. Tapi itu mustahil, tak mungkin seseorang tak memiliki rival dalam hidup. Bila seorang dalam kesusahan, rival menjadi sebuah pijakan untuk melawan kesusahan. Bila seorang dalam kesedihan, rival dapat dijadikan sebuah dorongan. Bila seorang marah, rival bisa menjadi pelampiasan.

Begitu pula dengan kegagalan. Seseorang pasti pernah mengalami kegagalan. Namun karena seorang rival, dia dapat melawan keputusasaan tersebut, melihat dengan lebih luas dan tau apa arti sebuah kegagalan yang sebenarnya. Melihat rivalnya yang berhasil dan mendapatkan sebuah kesuksesan. Lalu ia akan mencoba berusaha untuk mengalahkan rivalnya. Dengan demikian munculnya semangat untuk tidak pantang menyerah.

Mengubah seseorang menjadi seorang pecundang yang benci kekalahan, benci kegagalan dan keputusasaan. Dan ketika pada waktunya tiba, ia akan berhasil melampaui sang rival. Air  mata kegagalan yang dulu muncul kini diubah menjadi tangisan haru akan dirinya. Bangga akan dirinya yang telah mengalahkan sang rival tak lupa berterimakasih kepada tuhan. 

Lalu apa yang bisa mengalahkan sebuah kegagalan? Yaitu pantang menyerah serta menjadikan sang rival sebuah pijakan untuk terus lebih maju. Semangat juang yang tinggi akan terbayarkan oleh hasil yang maksimal. Dan patut berkata ‘terimakasih wahai rivalku, kau telah menunjukkan arti sebuah kegagalan’

0 komentar:

Post a Comment